Senin, 18 Mei 2015


TEORI PENDIDIKAN MANA YANG TERBAIK..?
“Sebaiknya ibu mengatakan pada anak ibu bahwa sekolah dimana-mana sama saja. Ibu juga sebaiknya harus mendisiplinkan anak ibu bahwa biaya sekolah itu cukup mahal. Anak-anak diajarkan juga untuk mengerti kondisi bahwa orangtua telah menyekolahkan anak dengan susah payah, apalagi bila sekolahnya itu adalah sekolah favorit maka sebaiknya si anak harus beradaptasi dan membiasakan diri dengan hal-hal yang tidak nyaman untuk menjadi nyaman dan berusaha sebaik-baiknya karena peluang sebagai anak yang diterima di sebuah sekolah favorit sangatlah tidak mudah. Seorang anak harus mengerti apa arti syukur. Ibu-ibu ingat, sebuah ayat yang menyatakan bahwa bila kita bersyukur maka akan ditambah nikmatnya, bila tidak bersyukur maka siksaKu sangat pedih, sesuai dengan firman Allah dalam Al Quran surah Ibrahim ayat 7.”
Uraian panjang lebar dari ustadz Ghufron membuat hati bu Maya sangat tidak nyaman. Siapa sih anak di dunia ini yang mau punya suasana sekolah tidak enak. Semua orangtua pastilah sedih bila melihat anaknya tidak mampu beradaptasi dan tidak memiliki kawan di sekolah yang baru, walaupun sekolah tersebut dikenal sebagai sekolah terbaik dan dikenal sebagai sekolah favorit, jadi rebutan dan hanya anak-anak pintar saja yang diterima di sekolah tersebut. Ditambah lagi teori sang ustadz terhadap kondisi anak bu Maya, sungguh hal ini tidak sesuai dan tidak nyaman bagi bu Maya sendiri yang sangat tahu anaknya seperti apa.
Ingin menyanggah sang ustadz, namun waktu bu Maya tidak memungkinkan dan rasanya tidak sopan. Budaya di Indonesia, seorang ustadz atau pembicara adalah benar dan selalu benar, sementara si pendengar adalah pihak yang diberitahu, maka membuat bu Maya menjadi malas untuk menyanggah. Tujuan bu Maya untuk ikut acara seminar pendidikan sehari ini adalah agar mendapatkan ilmu mengenai pendidikan anak. Di sela sesi tanya jawab, bu Maya menanyakan: bagaimana agar anaknya betah di sekolah dan mampu beradaptasi dengan baik karena bila dikeluarkan dari sekolah rasanya sangat sayang karena sekolahnya adalah sekolah favorit yang masuknya pun sangat susah. Namun bu Maya tidak mendapatkan apa yang diinginkannya.
Ya, bu Maya benar dan sang ustadz pun tidak salah.
Tidak ada kata absolut atau mutlak benar untuk sebuah kasus, apalagi kasus tersebut menimpa personal. Maka yang paling tahu apa yang harus dilakukan adalah orangtua anak itu sendiri karena sebuah kasus yang menimpa seorang anak itu dilihat daripada latar belakang keluarga dan backgroundkehidupan sebelumnya. Selain itu masa kecil si anak, perlakuan orangtua pada anak dan banyak lagi, pola asuh orangtua yang sedikit banyak mempengaruhi keadaan dan kehidupan serta kebiasaan si anak, juga mempengaruhi kasus-kasus yang terjadi pada seorang anak.
Teori pendidikan tidak ada yang seratus persen benar atau tepat, yang sebetulnya terjadi adalah cocok atau tidaknya kita dengan teori tersebut, tepat atau tidak teori tersebut dengan kasus kita dan hal ini semua kembali pada keluarga masing-masing. Istilahnya bagaimana mereka mendidik anak, maka kasus-kasus dan penyelesaiannya akan tergantung pada pola didik dan pikiran sang orangtua bukan tergantung pada pendidikan manapun. Jadi seorang ibu atau ayah tidak perlu terlalu repot ikut seminar pendidikan setiap minggu, ikutlah hanya sebagai sarana untuk menambah ilmu dan menambah wawasan. Namun setiap keputusan maupun jalan pendidikan yang dibuat adalah tergantung pada orangtua itu sendiri, tidak tergantung pada seminar maupun teori manapun dan yang jelas solusi setiap anak dalam sebuah keluarga tentu saja berbeda walaupun anak tersebut datang dari rahim yang sama.
Jadi kembali pada kasus diatas, bila bu Maya ataupun banyak orangtua berharap bahwa masalah anaknya akan selesai dengan ceramah sang ustadz atau dengan trainer darimanapun, maka untuk menjawab semua permasalahan anak, ketahuilah bahwa kuncinya ada pada orangtua itu sendiri. Pahamilah sang anak sebagai individu sama sepertinya ketika diri kita juga ingin dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain. Carilah akar permasalahan yang membuat anak tidak betah, baru kemudian dicari solusi yang terbaik dengan tentunya tidak lepas memohon petunjuk dari Allah. 
eramuslim.com

Alhamdulillah Anak Kami Yang Pertama Telah Lahir

Alhamdulillah cita-cita untuk melihat proses kelahiran anak yang pertama tertunaikan. sempat khawatir karena istri minta melahirkan di Jakarta, sedangkan saya di Bali. Tapi karena menurut perkiraan dokter lahirnya tanggal 12 Mei 2009 jadilah saya mengejar tanggal itu. Setelah menunaikan tugas kantor selama 3 hari di Surabaya (Munas FOZ V), seminggu kemudian meluncurlah saya ke Jakarta naik Mercy, pake disopirin lagi. Tapi naiknya rame-rame, maklum Mercynya Bus Kramat Djati.
Berangkat tanggal 10 Mei 2009 sampai di Jakarta tanggal 11 Mei 2009 pas menjelang maghrib. Malamnya, eh istri perutnya mules, akhirnya ikutlah kita begadang sambil ngelus-ngelus perutnya. Tapi akhirnya keduanya pulas juga tidur.
Paginya mules lagi, dibawa ke bidan malah disuruh balik ntar sore. sore itu istri saya sudah tidak bisa menahan rasa sakitnya lagi. Sampai tiba menjelang adzan maghrib istri saya dibawa ke ruang bersalin dan di sanalah perjuangan itu dimulai..dengan perasaan khawatir yang sangat saya mencoba menenangkan istri dengan membacakan doa-doa dan terus menyemangatinya. Tepat saat kumandang adzan maghrib terdengar melalui layar televisi di rumah bersalin itu..istri saya juga memekik takbir sangat keras..setelah itu lahirlah bayi kami .. Allahu Akbar...Allahu Akbar...sungguh sangat membahagiakan moment itu membuat hati saya terus bersyukur..alhamdulillaah..
Saat ini rasanya sulit untuk hidup tanpa ponsel. Mulai dari bekerja, berkomunikasi dengan orang lain, hingga untuk hiburan semua dapat dilakukan melalui ponsel.
Di balik segala manfaatnya, ponsel juga tentu memiliki dampak negatif, bahkan mungkin dampak yang tidak diduga sebelumnya.
Salah satu akibat yang mungkin pernah didengar ketika menggunakan ponsel terlalu sering adalah penyakit tulang. Tetapi, mengapa bisa begitu?
Berikut adalah dampak negatif dari ponsel terhadap kesehatan dan kebahagiaan Anda dan mengapa hal tersebut bisa terjadi seperti yang dikutip dari TIME, Kamis (15/1/2015).
Ponsel rusak tulang belakang
Chatting, membaca, atau sekadar berselancar menggunakan ponsel dapat membuat tulang punggung tegang, demikian kesimpulan penelitian terbaru dari National Library of Medicine.
Saat berdiri tegak, tulang belakang menyangga sekitar 10 sampai 12 pon. Tetapi, saat menggunakan ponsel, beban tersebut meningkat menjadi 27 hingga 60 pon. Hal ini yang dapat merusak tulang belakang.
Ponsel dapat membuat sakit
Ponsel dapat digunakan dimana saja. Dari mulai tempat makan, kantor, rumah, hingga toilet. Secara tidak disadari kuman-kuman pada tempat tersebut dapat menempel pada ponsel.
Bahkan, sebuah penelitian menyebutkan bahwa banyak ponsel bahkan membawa lebih banyak kuman daripada dudukan toilet.
Earphone dapat merusak pendengaran
Tentu enak mendengarkan musik pada ponsel menggunakan earphone. Musik akan senantiasa menemani Anda saat macet atau sedang bosan bekerja. Tetapi sayangnya, menggunakan earphone ternyata dapat merusak pendengaran.
Risiko pendengaran yang rusak saah satunya tergantung pada seberapa besar volume yang Anda pasang. Untuk itu, sebisa mungkin jangan memasang volume terlalu besar.
Berkirim pesan pengaruhi keseimbangan
Mengapa kita tidak boleh berkirim pesan saat berkendara? Jawabannya tidak lain adalah karena berkirim pesan melalui ponsel dapat mengganggu keseimbangan.
Hal ini telah terbukti oleh tim peneliti dari Australia. Dalam penelitian tersebut, ditemukan bahwa mereka yang berkirim pesan akan memiliki kecepatan yang lebih rendah dan bahkan menyimpang dari garis lurus.
Ponsel dapat merusak hubungan
Meskipun SMS dan chatting terlihat seperti cara yang cepat dan mudah untuk tetap berhubungan dengan mereka yang Anda cintai, tetapi SMS terlalu banyak juga dapat mengganggu hubungan Anda.
Menurut penelitian dari Brigham Young University, menerima SMS (dan pesan dari aplikasi chat lain) yang berisi permintaan maaf atau obrolan tentang masalah yang dialami dapat menurunkan kualitas hubungan pada perempuan.
Meskipun begitu, ucapan-ucapan romantis justru dapat meningkatkan kualitas hubungan.
Tertidur dekat ponsel juga sangat berbahaya
Banyak orang tidur dengan ponsel di dekatnya. Padahal, sinyal yang dipancarkan alat elektronik memiliki efek yang berbahaya. Misalnya, cahaya biru yang dipancarkan ponsel mengganggu kinerja hormon melatonin yang membuat tidur tidak nyenyak.
Maka, cara terbaik untuk menghindari hal ini adalah menjauhkah ponsel sebelum Anda tidur